Citra Satelit WORLDVIEW-2 diluncurkan tanggal 8 oktober 2009, dengan pencitraan panchromatic pada resolusi 46-52 Cm dan pencitraan multispectral pada resolusi 1.84- dan 2.08-meter

Thursday, October 28, 2010

PULAU

Pulau adalah massa daratan yang seluruhnya dikelilingi oleh air yang tetap terekspose sekalipun pada saat air pasang.  Ukuran pulau tersebut bervariasi mulai dari yang hanya beberapa meter persegi sampai jutaan kilometer persegi.  Berdasarkan ukurannya, pulau dapat dibedakan menjadi pulau besar dan pulau kecil.  Batasan yang digunakan oleh Indonesia seperti tertuang dalam UU NO. 27 tahun 2007, pulau kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km2 beserta kesatuan ekosistemnya.   

Dalam kaitannya dengan pembangunan Pulau-Pulau Kecil (PPK), ada dua faktor yang menjadi penghambat, yaitu terkait dengan skala dan lokasi PPK.  Ukuran pulau yang kecil dan pragmentasi dari gugus pulau merupakan contoh keterbatasan dalam hal skala pulau.  PPK memiliki keterbatasan dalam hal sumberdaya (darat) dan keterbatasan ruang.  Hal ini menjadi hambatan fisik untuk pembangunan infrastruktur di PPK.  Namun demikian, baik skala mapun lokasi sangat tergantung pada posisi PPK tersebut terhadap alur transportasi laut dan udara. Negara-negara maju tidak mengalami hambatan terkait dengan faktor skala dan lokasi seperti Hawai dan Singapore (Brookfield, 2002).

Pulau atau kepulauan yang terdapat di dunia dapat digolongkan ke dalam beberapa tipe, berdasarkan pada proses geologinya (Bengen dan Retraubun 2006), yaitu: 
1.      Pulau Benua (Continental Island)
Pulau Benua ini terbentuk sebagai bagian dari Benua, dan setelah itu terpisah dari daratan utama. Tipe batuan dari pulau Benua adalah batuan yang kaya akan silica. Biota yang terdapat di pulau-pulau tipe ini sama dengan yang terdapat di daratan utama.   Ada pula pulau Benua bersatu dengan benua pada zaman Pleistocene, kemudian terpisah pada jaman Holocene ketika muka laut meninggi.  

2.    Pulau Vulkanik (Vulcanic Island)
Pulau vulkanik sepenuhnya terbentuk dari kegiatan gunung berapi, yang timbul secara perlahan-lahan dari dasar laut ke permukaan. Pulau jenis ini bukan merupakan bagian dari daratan benua, dan terbentuk di sepanjang pertemuan lempeng-lempeng tektonik, dimana lempeng-lempeng tersebut saling manjauh. Tipe batuan dari pulau ini adalah basalt, silica (kadar rendah).  Ada pula pulau vulkanik yang membentuk untaian pulau-pulau dan titik gunung api (hot spots) dan terdapat di bagian tengah lempeng benua (continental plate).  

2.   Pulau Karang Timbul (Raised Coral Island)
Pulau karang timbul adalah pulau yang terbentuk oleh terumbu karang yang terangkat ke atas permukaan laut, karena adanya gerakan ke atas (uplift) dan gerakan ke bawah (subsidence) dari dasar laut karena proses geologi. Pada saat dasar laut berada dekat permukaan (kurang dari 40 m), terumbu karang mempunyai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang di dasar laut yang naik tersebut. Setelah berada di atas permukaan air laut, terumbu karang akan mati dan menyisakan terumbu dan terbentuk pulau karang timbul. Jika proses ini berlangsung terus, maka akan terbentuk pulau karang timbul. Pada umumnya karang yang timbul ke permukaan laut berbentuk teras-teras seperti sawah di pegunungan. Proses ini dapat terjadi pada pulau-pulau vulkanik maupun non-vulkanik. Pulau karang timbul ini banyak dijumpai di perairan timur Indonesia, seperti di Laut Seram, Sulu, Banda. 

3.   Pulau Daratan Rendah (Low Island)
Pulau Daratan Rendah adalah pulau dimana ketinggian daratannya dari muka laut tidak besar. Pulau ini berasal dari pulau vulkanik maupun non-vulkanik. Pulau-pulau dari tipe ini merupakan pulau yang paling rawan terhadap bencana alam, seperti taufan dan tsunami. Karena pulau tersebut relatif datar dan rendah, maka massa air dari bencana alam yang datang ke pulau tersebut akan masuk jauh ke tengah pulau.
 
4.   Pulau Atol (Atolls)
Pulau atol adalah pulau (pulau karang) yang berbentuk cincin. Pada umumnya pulau ini adalah pulau vulkanik yang ditumbuhi oleh terumbu karang membentuk fringing reef, kemudian berubah menjadi barrier reef dan terakhir berubah menjadi pulau atol. Proses pembentukan tersebut disebabkan oleh adanya gerakan ke bawah (subsidence) dari pulau vulkanik semula, dan oleh pertumbuhan vertikal dari terumbu karang (Stoddart, 1975).

No comments:

Post a Comment