Penataan Ruang
Membangun suatu wilayah pada hakikatnya merupakan upaya untuk memberi nilai tambah terhadap kualitas kehidupan. Proses pemberian nilai tambah terhadap kualitas kehidupan dilakukan dengan memperhatikan internalitas dan eksternalitas suatu wilayah.
- Internalitas diantaranya meliputi kondisi fisik wilayah, potensi sumber daya (alam, manusia, dan buatan), serta kondisi sosial ekonomi dan lingkungan hidup
- Eksternalitas yang perlu diperhatikan diantaranya adalah situasi geostrategi, geopolitik, dan geoekonomi.
Tentang Penataan Ruang
- Penataan ruang diselenggarakan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan, melalui harmonisasi antara lingkungan alam dan lingkungan buatan,
- Menerpadukan penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia
- Melindungi fungsi ruang serta mencegah dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang yang cenderung tidak terkendali
- Pelaksanaan penataan ruang terutama perencanaan tata ruang, merupakan upaya peningkatan sinergi lintas-sektor, lintaswilayah dan daerah maupun antara unsur pemerintah, masyarakat dan swasta dalam perencanaan pembangunan.
Konsep Penataan Ruang di Indonesia
- Proses perencanaan tata ruang wilayah, yang menghasilkan rencana tata ruang wilayah (RTRW). Disamping sebagai “guidance of future actions” RTRW pada dasarnya merupakan bentuk intervensi yang dilakukan agar interaksi manusia/makhluk hidup dengan lingkungannya dapat berjalan serasi, selaras, seimbang untuk tercapainya kesejahteraan manusia/makhluk hidup serta kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pembangunan (development sustainability).
- proses pemanfaatan ruang, yang merupakan wujud operasionalisasi rencana tata ruang atau pelaksanaan pembangunan itu sendiri,
- proses pengendalian pemanfaatan ruang yang terdiri atas mekanisme perizinan dan penertiban terhadap pelaksanaan pembangunan agar tetap sesuai dengan RTRW dan tujuan penataan ruang wilayahnya.
Isu Strategis Penataan Ruang di Indonesia
- terjadinya konflik kepentingan antar-sektor, seperti pertambangan, lingkungan hidup, kehutanan, prasarana wilayah, dan sebagainya.
- Belum berfungsinya secara optimal penataan ruang dalam rangka menyelaraskan, mensinkronkan, dan memadukan berbagai rencana dan program sektor.
- Terjadinya penyimpangan pemanfaatan ruang dari ketentuan dan norma yang seharusnya ditegakkan. Penyebabnya adalah inkonsistensi kebijakan terhadap rencana tata ruang serta kelemahan dalam pengendalian pembangunan.
- Belum tersedianya alokasi fungsi-fungsi yang tegas dalam RTRWN.
- Belum adanya keterbukaan dan keikhlasan dalam menempatkan kepentingan sektor dan wilayah dalam kerangka penataan ruang.
- Kurangnya kemampuan menahan diri dari keinginan membela kepentingan masing-masing secara berlebihan.
Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis (GIS)
GIS (Geographical Information System) atau dikenal pula dengan SIG (Sistem Informasi Geografis) merupakan tehnologi komputer yang berbasis pada sistem informasi yang digunakan untuk memberikan bentuk digital dan analisa terhadap permukaan geografi bumi.
Kenapa GIS dibutuhkan
GIS dibutuhkan untuk penanganan data spatial yang sulit, terutama karena peta dan data statistik cepat kadaluarsa sehingga pelayanan penyediaan data dan informasi yang diberikan menjadi tidak akurat. GIS dibutuhkan untuk menangkap (capture), menyimpan (store), mengolah (process), mengambil kembali (retrieve), menampilkan (represent) dan menyebarkan (transmit) informasi.
Kemudahan yang diberikan GIS
- Penanganan data geospasial menjadi lebih baik dalam format baku
- Revisi dan pemutakhiran data menjadi lebih mudah
- Data geospasial dan informasi menjadi lebih mudah dicari, dianalisa dan di representasikan
- Menjadi produk yang mempunyai nilai tambah
- Kemampuan menukar data geospasial
- Penghematan waktu dan biaya
- Keputusan yang diambil menjadi lebih baik
Karakteristik GIS
- Merupakan suatu sistem hasil pengembangan software dan hardware untuk tujuan pemetaan, sehingga dapat menyajikan fakta wilayah dalam satu sistem berbasis komputer
- Ahli geodesi/geografi, informatika, dan komputer, serta aplikasi terkait saling terlibat
- Terdapat beberapa masalah dalam pengembangan GIS, meliputi: cakupan, kualitas dan standar data, struktur, model dan visualisasi data koordinasi kelembagaan dan etika, pendidikan, expert system dan decision support system serta penerapannya
- Perbedaan GIS dengan Sistem Informasi lainnya yaitu, data dikaitkan dengan letak geografis, dan terdiri dari data tekstual maupun grafik
- Tidak hanya sekedar mengubah peta konvensional (tradisional) ke bentuk peta dijital untuk kemudian disajikan (dicetak/diperbanyak) kembali
- Mampu melakukan pengumpulan, penyimpanan, transformasi, menampilkan, memanipulasi, memadukan dan menganalisis data spasial dari fenomena geografis suatu wilayah
- Mampu melakukan penyimpanan data dasar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu masalah. Contoh: menyelesaikan masalah perubahan jumlah penduduk memerlukan informasi dasar seperti angka kelahiran dan angka kematian. Pengumpulan data dasar biasanya dilakukan secara berkala dalam jangka yang cukup panjang.
Sistem Informasi Geografis (SIG) telah merambah ke berbagai bidang seperti :
- Analisis penyakit epidemik (demam berdarah)
- Analisis kejahatan (kerusuhan)
- Navigasi dan vehicle routing (lintasan terpendek)
- Analisis bisnis (sistem stock dan distribusi)
- Urban (tata kota) dan regional planning (tata ruang wilayah)
- Peneliti : spatial data exploration
- Utility (listrik, PAM, telpon) inventory dan management
- Pertahanan (military simulation) dll.
Citra Satelit dalam Penyusunan Tata Ruang :
• Penggunaan citra satelit dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah di Indonesia masih merupakan suatu hal yang sangat baru.
• Pemanfaatannya juga masih terbatas pada instansi-instansi perencana pada kota-kota besar saja.
• Banyak mengandalkan pada penggunaan data satelit dengan resolusi yang tergolong rendah, seperti Landsat-TM dan SPOT.
• Resolusi spasial yang rendah mengakibatkan peta dan citra yang dihasilkan juga memiliki skala pemetaan yang kecil (1:100.000 s/d 1:20.000) dengan resolusi tinggi dapat menghasilkan output peta digital skala 1 : 2.000.
• Kegiatan analisis tidak dapat dilakukan secara rinci dan detail untuk wilayah yang sempit dan memiliki kompleksitas yang tinggi seperti kota.
Citra Satelit Resolusi Tinggi :
• Bermunculannya satelit-satelit beresolusi tinggi, seperti: Quickbird (resolusi spasial: 0.60 m) dan WorldView-2 (resolusi spasial: 0,46 m), mampu meningkatkan kegiatan penganalisaan wilayah secara lebih rinci dan detail dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah.
• Ditinjau dari kemampuan resolusi spasial yang dimiliki, data satelit resolusi tinggi ini dapat digunakan untuk penganalisaan wilayah kota dan perkotaan yang memiliki tingkat heterogenitas tinggi dan menuntut ketelitian penggambaran wilayah yang lebih detail.
Bagan Alir Tahapan Pendekatan Analisis Kesesuaian Lahan dengan SIG
kak azis.. dewi pernah ikut diklat gvSIG... krn ga pernah dibuka2 lg jd lupa...
ReplyDeleteInsya Alloh...dibuka sebentar....jadilah...
ReplyDelete