Citra Satelit WORLDVIEW-2 diluncurkan tanggal 8 oktober 2009, dengan pencitraan panchromatic pada resolusi 46-52 Cm dan pencitraan multispectral pada resolusi 1.84- dan 2.08-meter

Monday, October 24, 2011

PEMETAAN PADA TAHUN 1990 – 2000

Edisi Kedua

Wild T0
Dalam edisi pertama dijelaskan salah satu peralatan ukur yang digunakan untuk pengukuran polygon (kerangka horizontal), postingan selanjutnya peralatan pengukuran yang digunakan untuk pengukuran situasi (detail/tematik) adalah masih dari wild yaitu T0. Seperti peralatan yang digunakan sebelumnya alat ini sangat mudah untuk dibawa, penulis pernah memberikan pelatihan dan pengukuran alat ukur total station di Provinsi Papua, namun akhirnya mereka kembali menggunakan T0 ini karena memang sudah biasa dan pengaruh daaerah pengukuran yang berbukit dan bergunung yang sangat merepotkan apabila membawa dan menggunakan peralatan dengan ukuran besar. 

Alat ukur ini mempunyai teropong dengan bayangan objek pada diafragma terbalik, sehingga seolah-olah kita melihat orang berjalan terbalik….pasti lucu..coba saja, kita harus membiasakan dalam pembacaan benang diafragma ke rambu ukur, jangan lupa Pembacaan sudut vertikal dilakukan sesudah nivo indeks disetel pada kedua bagian lingkaran (nivo ditegah-tengah). Alat ukur inipun saat ini sudah tergantikan, namun masih banyak

Friday, October 21, 2011

PEMETAAN PADA TAHUN 1990 – 2000


Edisi pertama

Seiring waktu berjalan, peralatan-peralatan yang digunakan untuk pembuatan peta sangat cepat perkembangannya, pada era ini perkembangan dari manual ke digital sedang jadi trend. Penulis mengalami masa transisi dan dipaksa untuk mengikuti perkembangan tersebut agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan secara global.

Persiapan peralatan yang akan digunakan mutlak dilakukan, biasanya sebelum berangkat peralatan alat ukur harus dicek dan dikalibrasi terlebih dahulu, ini merupakan prosedur standar yang harus dilakukan. Pada saat itu untuk melakukan pengukuran polygon kerangka horizontal salah satunya menggunakan alat ukur Wild T2. Alat ini pada masa itu banyak sekali digunakan karena kemampuannya, yang jelas tidak membutuhkan daya (batere) karena operasionalnya masih manual, pembacaan benang, sudut horizontal dan vertical terhadap rambu ditulis menggunakan pensil dalam formulir ukur, jangan lupa sketsa lapangan juga harus digambar sebagai orientasi dalam pengolahan data nantinya….biasanya sering tidak digambar, pas buat gambar nanti bingung. Saat ini alat ini sudah jarang digunakan (bukan berarti punah, tapi masih digunakan karena alasan ekonomis kalau teknis sih masih bisa bersaing), pada saat ini Total Station menggantikan perannya karena sudah digital, mengenai kecepatan kerjanya kembali kepada operatornya.

Karena digital berbanding lurus dengan “user friendly”, cepat tapi yang jelas lebih mahal harganya atau sewanya dari alat ukur Wild T2. Pembacaan sudut (horizontal dan vertical), jarak, dan pembacaan benang horizontal sudah digital dan dapat langsung di simpan dalam media penyimpanan malah sudah dapat langsung diolah dan ditampilkan dalam layar mini perangkat tersebut….tapi sebaiknya pencatatan dan penggambaran sketsa perlu dilakukan juga untuk menghindari system error…..nangis juga kalau alatnya tiba-tiba mengalami gangguan (system Error) apalagi di tengah hutan.

Untuk Wild T2 pengukuran jarak tinggal memasang lagi peralatan EDM diatas teropong, dalam arti tidak satu alat tapi terpisah, dan kalau EDM tidak tersedia maka pengukuran jarak dilakukan dengan menggunakan meteran (roll meter). Untuk edisi selanjutnya penulis akan menceritakan pengalaman menggunakan peralatan manual sampai digital , plus suka dukanya dan kalau dipikirkan sekarang, sangat repot sekali saat itu untuk dapat memperoleh data dan menggambanya jadi peta (waktu itu baik-baik saja dan jalan terus), tapi memang kondisinya masih seperti itu....hehehe...so...manfaatkanlah perkembangan teknologi ini karena dibuat untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan dengan ketelitian tinggi dan yang pasti metode dan ketentuan pekerjaan harus terpenuhi