Defenisi
Defenisi pulau-pulau kecil dalam UU No 27 Tahun 2007 adalah daratan yang luasnya kurang atau sama dengan 2000 Km². Disamping kriteria utama tersebut, beberapa karakteristik pulau-pulau kecil adalah secara ekologis terpisah dari pulau induknya (mainland island), memiliki batas fisik yang jelas dan terpencil dari habitat pulau induk, sehingga bersifat insular, mempunyai sejumlah besar jenis endemik dan keanekaragaman yang tipikal dan bernilai tinggi, tidak mampu mempengaruhi hidroklimat, memiliki daerah tangkapan air (catchment area) relatif kecil sehingga sebagian besar aliran air permukaan dan sedimen masuk ke laut serta dari segi sosial, ekonomi, sosial dan budaya memiliki kekhasan dibandingkan pulau induknya.
Berdasarkan tipenya, pulau-pulau kecil dibedakan menjadi pulau benua, pulau vulkanik dan pulau karang. Masing-masing tipe pulau tersebut memiliki kondisi lingkungan biofisik yang khas, sehingga perlu menjadi pertimbangan dalam kajian dan penentuan pengelolaannya agar berkelanjutan. Hal ini akan berpengaruh pula terhadap pola permukiman yang berkembang di pulau-pulau kecil berdasarkan aktifitas yang sesuai dengan kondisi lingkungan biofisik tersebut. Misalnya tipologi pulau kecil lebih dominan ke arah pengembangan budidaya perikanan, maka kemungkinan besar pola permukiman yang berkembang adalah masyarakat nelayan.
Fungsi
Wilayah pulau-pulau kecil memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan sebagai wilayah bisnis-bisnis potensial yang berbasis pada sumber daya (resource based industry) seperti industri perikanan, pariwisata, jasa transportasi, industri olahan dan industri-industri lainnya yang ramah lingkungan, disamping sebagai pendukung pertumbuhan wilayah. Secara ekologis, ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil berfungsi sebagai pengatur iklim global, siklus hidrologi dan biogeokimia, penyerap limbah, sumber plasma nutfah, sumber energy alternatif dan sistem penunjang kehidupan lainnya. Hal ini terkait erat dengan potensi/karakteristik penting pulau-pulau kecil yang merupakan habitat dan ekosistem (terumbu karang, lamun, mangrove) yang menyediakan barang (ikan, minyak, mineral logam) dan jasa lingkungan (penahan ombak, wisata bahari) bagi masyarakat.
Isu dan Masalah
Berdasarkan UNESCO-MAB Inter Oceanic Workshop on Small Islands di Puerto Rico 1986 diidentifikasi 20 isu kunci pembangunan pulau-pulau kecil sebagai berikut (Dirjen PPK 2004):
1. Pembangunan berkelanjutan. Pulau kecil tidak mampu mengabsorpsi dampak lingkungan dibandingkan dengan pulau besar (kontinen) sehingga pemahaman dan implementasi strategi pembangunan yang berkelanjutan merupakan tantangan utama masyarakat pulau.
2. Keragaman karakteristik pulau-pulau kecil. Penduduk pulau kecil sangat bervariasi mulai dari yang padat sampai yang hanya dihuni beberapa keluarga. Dengan ukuran yang kecil, basis sumber daya alam yang terbatas, kepekaan terhadap kekeringan dan bencana alam.
3. Kekhasan perekonomian pulau-pulau kecil. Keterbukaan dan spesialisasi merupakan ciri khusus bagi ekonomi pulau.
4. Perlunya keterlibatan sektor swasta. Sektor swasta perlu memiliki kontribusi besar terhadap kebijakan pembangunan. Investor lokal, nasional maupun internasional memiliki tanggung jawab utama misalnya dalam pengelolaan limbah, pengawasan bahan beracun dan konservasi energi.
5. Tingginya distorsi terhadap ekonomi pulau-pulau kecil. Ekonomi pulau sangat peka terhadap distorsi karena motivasi secara ekonomi dan politik. Signifikansi dan efek distorsi ini tidak selalu diakui penuh.
6. Keterbatasan transportasi. Kebanyakan pulau-pulau kecil memiliki masalah transportasi eksternal yang serius. Pada pulau-pulau yang bergugus sering mengalami masalah dalam mempertahankan pelayanan transportasi dengan kawasan lain.
7. Peka terhadap isu-isu kependudukan. Pulau-pulau kecil sangat peka terhadap siklus perubahan penduduk yang cepat jauh dari keseimbangan angka kelahiran dan kematian.
8. Terbatasnya lapangan kerja Karena jumlah penduduk yang kecil serta kecenderungan migrasi ke pusat-pusat kegiatan ekonomi maka keseimbangan antara penawaran dan permintaan sering jadi masalah.
9. Pembuatan keputusan keterpaduan konsep ilmiah dalam pengelolaan lingkungan pulau-pulau kecil sering tidak menjadi prioritas politik akibat kurangnya informasi bagi pengambil keputusan. Sangat mengandalkan sumber daya alam dimana pembangunan yang berkelanjutan merupakan faktor yang paling peka dari aset suatu pulau.
10. Pola pengelolaan hutan yang spesifik. Konservasi hutan sangat vital bagi pulau-pulau kecil untuk proteksi sumber air dan pencegahan terhadap erosi tanah
11. Pola pemanfaatan lahan spesifik. Masalah-masalah penggunaan lahan muncul sebagai akibat konflik antara perubahan dan pembangunan sistem tradisional.
12. Keterbatasan sumber daya air tawar. Hanya pada pulau besar dan basah yang memiliki sumberdaya air yang cukup walaupun ada kekeringan pada musim-musim tertentu.
13. Ketergantungan sumber energi dan lain-lain. Banyak pulau tergantung pada impor bahan bakar minyak walaupun penggunaan kayu terus berlanjut. Energi surya menjadi penting demikian halnya dengan biogas.
14. Konservasi pulau kecil sering menjadi tempat yang langka tetapi ekosistemnya peka, banyak spesies yang punah akibat kurangnya kebijakan dalam konservasi. Introduksi spesies luar sering mengancam spesies asli.
15. Ekosistem laut dan pesisir. Garis pantai pulau merupakan bagian paling berharga tetapi pengembangan industri dan tourisme yang tidak teratur menyebabkan kerusakan permanen. Pencemaran akibat aktifitas pertambangan dan kehutanan menyebabkan kerusakan yang meluas pada daerah pesisir dan kehidupan laut.
16. Perikanan. Perikanan pulau-pulau kecil kebanyakan berskala kecil, kegiatan perikanan sering dihadapkan pada masalah cold storage, pemasaran, dll
17. Pertanian. Sistem pertanian dipulau-pulau kecil berkisar dari yang subsistem sampai produsen untuk kepentingan ekspor. Jatuhnya permintaan kopra misalnya dapat menciptakan masalah besar dipulau.
18. Industri Kecilnya pulau menjadi kendala serius dalam pembangunan industri.
19. Memiliki potensi pariwisata dan jasa lingkungan Iklim dan pantai adalah daya tarik utama pulau terhadap wisatawan akan tetapi memerlukan investasi yang besar untuk pembangunan infrastruktur.
No comments:
Post a Comment