Citra Satelit WORLDVIEW-2 diluncurkan tanggal 8 oktober 2009, dengan pencitraan panchromatic pada resolusi 46-52 Cm dan pencitraan multispectral pada resolusi 1.84- dan 2.08-meter

Saturday, July 14, 2012

PULAU SAUGI

Kondisi Umum
Pulau Saugi terletak pada 04046'20.84” LS dan 119026'45.6” BT, merupakan salah satu dari empat pulau dalam desa Mattiro Baji. Batas-batas administrasi sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Mattiro Uleng; Sebelah Timur berbatasan dengan Pesisir Kabupaten Pangkep; Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Mattiro Bulu; dan Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar. 

Luas wilayah Pulau Saugi 2 Km2, dihuni 428 jiwa yang terdiri atas 189 laki-laki dan 239 perempuan. 


Aksesibilitas Wilayah
Jarak Pulau Saugi dari ibu kota Kecamatan (Pulau Balang Lompo) sekitar 20 km, sedangkan jarak dari pusat pemerintahan kabupaten (Pangkajene) sekitar 15 km. Pulau ini dapat dijangkau dari 2 (dua) arah, yaitu dari: Pangkajene (ibukota Kabupaten Pangkep) dan dari Dermaga Maccini Baji, Kecamatan Labbakkang, Kabupaten Pangkep. Dari arah Pangkajene, Desa Mattiro Baji dapat dicapai dalam waktu sekitar 40 menit dengan menggunakan perahu motor reguler khusus penumpang, sedangkan dari arah Dermaga Maccini Baji, dengan menggunakan perahu motor, dengan jarak tempuh sekitar 30 menit. 

Sarana dan Prasarana
Pulau Sugi memiliki beberapa sarana dan prasarana umum yang dimanfaatkan oleh warga setempat. Sarana pendidikan yang tersedia di desa ini berupa sebuah SD Negeri dan SMP Terbuka. Pelayanan kesehatan warga dipenuhi oleh adanya Pustu. 

Kebutuhan listrik warga dipenuhi oleh keberadaan generator umum ditiap-tiap pulau. Generator tersebut melayani kebutuhan warga setiap harinya mulai pukul 17.30 hingga 22 Wita. Namun terbatasnya kapasitas listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut membuat tidak semua warga mendapatkan pelayanan listrik umum. Beberapa warga kemudian mengusahakan sendiri generator pembangkit listrik mereka. Sumber air tawar yang terbatas menyebabkan membuat warga memenuhi kebutuhan sebagian air tawar mereka dengan membeli air tawar di Pangkajene. 

Aktifitas Masyarakat
Mata pencaharian utama warga adalah sebagai nelayan selain dalam bidang pertukangan, perdagangan dan pegawai pemerintahan. 

Umumnya menggunakan alat tangkap berupa jaring pukat, jaring ikan dan dogol. Dogol atau trawl mini adalah sebuah alat tangkap untuk menangkap organisme laut seperti kepiting, udang dan teripang. Alat ini dibuat sendiri. Lokasi penangkapan kepiting rajungan, udang, dan teripang relatif dekat, di sekitar Pulau Sapuli, Saugi, dan Satondo. Pada musim Timur (Juni - Oktober), hasil tangkapan relatif sedikit, sedangkan musim Barat (November - Mei), hasil tangkapan relatif banyak. Hasil tangkapan dijual kepada punggawa yang berada di Desa Mattiro Baji. Para nelayan penangkap tidak diperkenankan untuk menjual hasil tangkapan mereka kepada orang lain karena punggawa memiliki kontribusi pada proses pengadaan alat tangkap. Kontribusi tersebut lalu dianggap utang atas kesepakatan dua belah pihak yakni punggawa dan nelayan dalam hubungan patron-klien. 

Biofisik Perairan
Pulau Saugi merupakan induk dari Desa Mattiro Baji. Tiga pulau lainnya adalah Pulau Satando, Pulau Camba-Cambaya dan Pulau Sapuli. Karena letaknya cukup dekat dengan daratan utama, suplai material sedimen menyebabkan perairan menjadi keruh sehingga jarak pandang maksimum 0,3 m. Pertumbuhan organisme terumbu karang menjadi terhambat. Kondisi terumbu karang cukup memprihatinkan dengan tutupan karang hanya 15%, sebaliknya didominasi oleh karang mati tertutup sedimen pasir dan lumpur serta pecahan karang mati. Bentuk karang yang masih bertahan hidup seperti karang mushrom (jamur), karang masif-submasif, karang encrusting. Pada perairan tersebut, bentuk bercabang Acropora jarang ditemukan, namun bila ada, percabangannya pendek. Di bagian utara dan barat pulau ditemukan vegetasi lamun dari tiga genus yaitu ; Enhalus ,Thalassia dan Cyomodecea. 

Dari sini ditemukan bintang pemakan karang (Acanthaster planchii), teripang (holothuridae) dan pada terumbu karang yang telah rusak di daerah tubir dan reef flat dihuni oleh landak laut (Diadema setosum). Pada daerah tubir terumbu masih ditemukan udang Lobster, sebaliknya karena eksploitasi yang berlebih maka kerang raksasa (kima) sudah jarang ditemukan lagi, namun cangkangnya banyak di halaman rumah penduduk. Kelompok ikan betok laut (Pomacentridae), ekor kuning (Caesionidae) dan Acanthuridae serta Labridae merupakan kelompok yang dominan walaupun dalam jumlah yang sedikit. 




Sumber : Buku  Profil Pulau Pulau Kecil Kabupaten Pangkep Tahun 2007

No comments:

Post a Comment