Citra Satelit WORLDVIEW-2 diluncurkan tanggal 8 oktober 2009, dengan pencitraan panchromatic pada resolusi 46-52 Cm dan pencitraan multispectral pada resolusi 1.84- dan 2.08-meter

Saturday, July 7, 2012

PULAU SABUTUNG

Kondisi Umum
Pulau Sabutung pulau yang terdapat di dalam wilayah Desa Mattiro Kanja, terletak pada posisi koordinat 04045'1.8” LS dan 119025'58.8” BT, dengan batas-batas administrasi sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Mattiro Bombang; Sebelah Timur berbatasan dengan Pesisir Pangkep; Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Mattiro Uleng; dan Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar. Jumlah penduduk Pulau Sabutung mencapai 1.545 jiwa (244 KK) yang terdiri dari 687 laki-laki dan 858 perempuan. (PMU Coremap Pangkep, 2007). 

Aksesibilitas Wilayah
Pulau Sabutung dapat dijangkau dari dua arah, yaitu dari Pangkajene dan dari Dermaga Maccini Baji yang terdapa di pesisir Kecamatan Labakkang. PulauSabutung dapat dicapai dari kota Pangkajene dengan menggunakan kapal motor reguler (jasa penyeberangan) dan sebaliknya dari Dermaga Maccini Baji menggunakan perahu motor carteran. 


Sarana dan Prasarana
Untuk menunjang kegiatan sosial ekonomi dan pemerintahan, di Pulau Sabutung dilengkapi sarana pemerintahan berupa kantor desa, sarana pendidikan berupa SD (2 unit), sebuah Madrasah/Pesantren, dan sebuah SMP; Sarana listrik yang tersedia berupa generator pembangkit listrik yang menyuplai listrik kerumah-rumah warga; sarana kesehatan berupa sebuah pustu yang melayani kebutuhan warga akan pengobatan. Fasilitas olahraga juga tersedia lapangan sepak bola, lapangan bola volly, lapangan bulu tangkis, dan dermaga. 

Aktifitas Masyarakat
Mata pencaharian utama warga Pulau Sabutung tidak saja sebagai nelayan penangkap ikan, tetapi pedagang dan pengusaha kayu. Warga yang bermata pencaharian sebagai nelayan umumnya mencari cumi-cumi dan kepiting. Alat tangkap yang banyak digunakan berupa jaring kepiting, jaring ikan dan pancing cumi-cumi. Lokasi penangkapan berada tidak jauh dari Pulau Sabutung. 

Biofisik Perairan
Panjang rataan terumbu di Pulau Sabutung sekitar 400 m ke arah laut pada sisi barat. Substrat tersusun atas pasir lumpuran menutupi pecahan karang. Kondisi terumbu karang di Pulau Sabutung telah rusak. Indikasi yang ada menunjukkan rubble dan karang mati masing-masing 25% dan 12%. LIPI (2006) mencatat karang hidup hanya 13,05 %. Bentuk pertumbuhan karang didominasi oleh massive dan encrusting yang lebih tahan terhadap tingkat sedimentasi yang tinggi, seperti Porites lobata, Favites. Letak Pulau Sabutung yang dekat dengan daratan utama dan banyak muara sungai yang mensuplai bahan sedimen cukup tinggi. Kondisi terumbu karang yang rusak di Pulau Sabutung antara lain disebabkan oleh ; (1) Siltasi dan sedimentasi (2) Pemasukan air tawar dengan volume yang besar sebagai hasil pemindahan aliran sungai. Kondisi tersebut mengundang kehadiran bulu babi (Diadema setosum) cukup banyak. Seperti halnya dengan lokasi-lokasi lainnya, Pomacentridae masih mendominasi komunitas ikan karang, sementara Acanthuridae, Lutjanidae, Labridae dan Apogonidae masih relatif banyak.



 


Sumber : Buku  Profil Pulau Pulau Kecil Kabupaten Pangkep Tahun 2007

3 comments:

  1. bagaimana dengan nilai-nilai budaya masyarakat di sana?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seiring berkembangnya zaman masyarakat disana sudah banyak meninggalkan budaya yang ada sebelumnya. Contoh kecil, dulu di usia 10 tahun saya mengingat betul masyarakat disana itu mengenal "mappasengke dan massorong lopi" kemudian dibantu seluruh warga yang kebetulan ada di pulau baik laki-laki dewasa maupun remaja serta anak-anak kecil pun mempunyai tugas mengantarkan makanan untuk mereka yang hadir "masengke dan massorong lopi". tapi sekarang budaya itu hilang begitu saja bukan karena berkurangnya Lopi disana tapi karena(.......................maaf!).

      note:
      mappasengke lopi = menarik kapal ke bibir pantai yang akan di perbaiki atau dicat.
      massorong lopi= sebaliknya.


      by yang rindu dengan budaya Gotongroyong.

      Delete
  2. dalam kajian ini belum sampai ke aspek sosial budaya, masih seputar geografis dan aspek kelautannya.

    ReplyDelete