Edisi Kedua
Wild T0 |
Dalam edisi pertama dijelaskan salah satu peralatan ukur yang digunakan untuk pengukuran polygon (kerangka horizontal), postingan selanjutnya peralatan pengukuran yang digunakan untuk pengukuran situasi (detail/tematik) adalah masih dari wild yaitu T0. Seperti peralatan yang digunakan sebelumnya alat ini sangat mudah untuk dibawa, penulis pernah memberikan pelatihan dan pengukuran alat ukur total station di Provinsi Papua, namun akhirnya mereka kembali menggunakan T0 ini karena memang sudah biasa dan pengaruh daaerah pengukuran yang berbukit dan bergunung yang sangat merepotkan apabila membawa dan menggunakan peralatan dengan ukuran besar.
Alat ukur ini mempunyai teropong dengan bayangan objek pada diafragma terbalik, sehingga seolah-olah kita melihat orang berjalan terbalik….pasti lucu..coba saja, kita harus membiasakan dalam pembacaan benang diafragma ke rambu ukur, jangan lupa Pembacaan sudut vertikal dilakukan sesudah nivo indeks disetel pada kedua bagian lingkaran (nivo ditegah-tengah). Alat ukur inipun saat ini sudah tergantikan, namun masih banyak pula yang menggunakannya, ketelitiannya masih ok sepanjang mengikuti metode dan aturan yang berlaku dalam proses pengukurannya.
Dalam melakukan pengukuran sipat datar metode dan ketentuan-ketentuan dalam pengukuran harus diperhatikan. Maksud dari pengukuran sipat datar adalah menentukan ketinggian titik-titik dipermukaan bumi terhadap suatu ketinggian referensi tertentu (mis. permukaan laut) dengan mengukur beda-beda tinggi antara titik-titik tersebut.
Untuk memenuhi hasil pengukuran yang diinginkan dengan membuat kesalahan-kesalahan sekecil mungkin maka diperlukan syarat-syarat pada pengukuran sipat datar diantaranya adalah : Jika jalur sipat datar tidak dapat diselesaikan dalam satu hari karena jauh maka jalur pengukuran dibagi dalam seksi, Tiap seksi pengukuran diatur dalam jumlah slag genap (orientasi lapangan mutlak diperlukan untuk memperhitungkan dan menyiapkan jalur pengukuran), Ceking garis bidik dilakukan pada awal dan akhir pengukuran, Usahakan alat ditempatkan kira-kira ditengah-tengah antara rambu belakang dan rambu muka, untuk tepat ditengah-tengah sukar dan makan waktu terutama untuk dataran tinggi, sebaiknya dengan cara lain diusahakan jumlah jarak belakang = jumlah jarak kemuka sampai pada akhir pengukuran, Pembacaan selalu didahulukan ke rambu belakang, baru selanjutnya ke muka, hal ini untuk menghindari kekeliruan tanda beda tinggi ( + ) atau (-). Setiap pindah slag (alat) rambu muka menjadi rambu belakang sedang rambu belakang menjadi rambu muka. Untuk ketelitian pengukuran dan untuk mengurangi kesalahan akibat refraksi pengukuran dilakukan double stand pergi-pulanq.
Lebih jelas mengenai pengukuran sipat datar akan dijelaskan dalam postingan berikutnya.
No comments:
Post a Comment