Citra Satelit WORLDVIEW-2 diluncurkan tanggal 8 oktober 2009, dengan pencitraan panchromatic pada resolusi 46-52 Cm dan pencitraan multispectral pada resolusi 1.84- dan 2.08-meter

Saturday, November 17, 2012

KESALAHAN GARIS BIDIK PADA ALAT UKUR SIPAT DATAR



Benang Tengah
Benang Atas dan Bawah
Keterangan
Jarak (meter)
Blk
Muka
Blk
Muka
Blk
Muka
1.666
1.432
1.766
1.632
Posisi I
∆h1u = 0.234
20
40
1.566
1.232
3.332
2.864

1.820
1.610
2.020
1.710
Posisi II
∆h2u = 0.210
40
20
1.620
1.510
3.640
3.220


 ∆h = Benang Tengah belakang – Benang Tengah Muka

1.            Kesalahan Garis Bidik (KGB) = {(∆h2u∆h1u)/((db2–dm2)-(db1–dm1))} = {(0.210 – 0.234)/((40-20) – (20-40))} =( - 0.024/40) m/m
-24 mm/40 m = -0.6 mm/m, arah kemiringan garis bidik kebawah (-)
2.            Cara memperbaiki garis bidik dari hasil ukuran
KGB = c = -tgα = -KGB = +0.6 mm/m (koreksi = - kesalahan)
∆h1 = ∆h1u + c (db1–dm1) = 0.234 m + 0.6 mm/m (20 m – 40 m)
∆h1 = 0.234 m + 0.6 mm (-20) = 0.234 m + (-12 mm) = 0.234 m – 0.012 m
∆h1 = 0.222 m
∆h2 = ∆h2u + c (db2–dm2) = 0.210 m + 0.6 mm/m (40 m – 20 m)
∆h2 = 0. 210 m+ 0.6 mm (20) = 0. 210 m + (12 mm) = 0. 210 m + 0.012 m
∆h2 = 0.222 m
Selisih antara ∆h2 dan ∆h1 tidak lebih dari ± 2 mm akibat pembulatan serta ketelitian bacaan rambu

Saturday, November 10, 2012

PROSEDUR PENGUKURAN SIPAT DATAR MEMANJANG



Jika letak titik A dan B cukup jauh maka pengukuran harus dibagi dalam beberapa seksi dan slag.

1.        Seksi terdiri dari beberapa slag pengukuran
2.        Tiap seksi harus diselesaikan dalam 1 hari pengukuran pergi - pulang

Syarat-syarat pengukuran sipat datar memanjang
Untuk memenuhi hasil pengukuran yang diinginkan dengan membuat kesalahan-kesalahan sekecil mungkin maka diperlukan syarat-syarat pada pengukuran sipat datar:

1.        Jika jalur sipat datar tidak dapat diselesaikan dalam satu hari karena jauh maka jalur pengukuran dibagi dalam seksi
2.        Tiap seksi pengukuran diatur dalam jumlah slag genap
3.        Ceking garis bidik dilakukan pada awal dan akhir pengukuran
4.        Usahakan alat ditempatkan kira-kira ditengah-tengah antara rambu belakang dan rambu muka, untuk tepat ditengah-tengah sukar dan makan waktu terutama untuk dataran tinggi, sebaiknya dengan cara lain diusahakan jumlah jarak belakang = jumlah jarak kemuka sampai pada akhir pengukuran. Σdb1 + d b2 + … d bn = Σd m1 + d m2 + … d mn Disingkat  Σdb = Σdm

Saturday, November 3, 2012

CARA MENENTUKAN BEDA TINGGI ANTARA 2 TITIK


Dalam ilmu ukur tanah untuk suatu luas daerah relatif kecil (50 km2) dianggap bahwa permukaan bumi merupakan bidang datar sehingga kita bekerja pada bidang datar.
1.             Misalkan ada dua titik A dan B diatas permukaan tanah. (lihat gambar), jika ditarik garis mendatar melalui titik A dan B maka jarak terpendek antara kedua garis tersebut merupakan beda tinggi antara titik A dan B = hAB

2.           Jika sekarang kita tempatkan rambu ukur di titik A dan B kemudian ditarik garis sembarang hc yang sejajar hA dan hB dan memotong rambu A = ma dan rambu B = mb, maka didapat lagi beda tinggi: HAB = ma - mb