Citra Satelit WORLDVIEW-2 diluncurkan tanggal 8 oktober 2009, dengan pencitraan panchromatic pada resolusi 46-52 Cm dan pencitraan multispectral pada resolusi 1.84- dan 2.08-meter

Saturday, September 15, 2012

PENGUKURAN POLIGON TERTUTUP




Poligon adalah suatu cara untuk menentukan tempat lebih dari satu titik. Telah diketahui pula, bahwa pada ujung awal poligon diperlukan satu titik tertentu dan sudut jurusan yang tentu pula. Umumnya suatu poligon dimulai dan diakhiri pada titik tertentu dan di ikat pada kedua ujung, pada dua jurusan tertentu pula.
Sebelum dilakukan pengukuran poligon, terlebih dulu lakukan pemasangan patok kerangka utama di daerah terbuka yang bisa terlihat dari satu titik ke titik lainnya dan ditempat yang aman.

Sudut yang harus diukur: βA, β1, β2, β3, β4, dan β5. Jarak yang harus diukur: da1, d12, d23, d34, d45, dan d5a.
1.        Dirikan atat ukur di titik A, kemudian diatur menurut ketentuannya sehingga siap untuk dipakai dalam pengukuran.
2.        Pasang target di titik 5 dan di titik 1.
3.        Teropong alat ukur dalam kedudukan "biasa" (B) diarahkan ke target di titik 5 dengan menggunakan alat bidik penolong.
4.        Atur tabung okuler dengan memutar sekrup yang ada pada okuler sehingga dapat melihat garis-garis diafragma (benang silang) dengan terang.
5.        Atur lensa penolong pada teropong dengan memutar sekrup penjelas bayangan (focussing) sehingga dapat melihat bayangan target di titik 5 dengan terang dan jelas.
6.       Tempatkan benang silang diafragma pada target dengan memutar sekrup penggerak halus horisontal dan vertikal, lihat dan catat pada formulir ukuran bacaan sudut horisontal, ulangi pembacaan tersebut dan catat kembali hasilnya pada formulir ukur (pembacaan yang kedua setelah menggerakkan sekrup mikrometer).

Saturday, September 8, 2012

PENGUKURAN SUDUT SATU SERI



1.            Alat yang digunakan adalah Elektronik Total Station (ETS), dua buah target, dan formulir ukuran sudut.
2.            Dirikan alat ukur di titik A, kemudian diatur menurut ketentuannya sehingga siap untuk dipakai dalam pengukuran.
3.            Pasang target di titik B dan di titik C.
4.         Teropong alat ukur dalam kedudukan “biasa”, diarahkan ke target di titik B dengan menggunakan alat bidik penolong.
5.     Atur okuler (lensa) dengan memutar sekrup yang ada pada okuler sehingga dapat melihat garis-garis diafragma (benang silang) dengan terang.
6.            Atur lensa penolong pada teropong dengan memutar sekrup penjelas bayangan (focussing) sehingga dapat melihat bayangan di titik B dengan terang dan jelas.
7.         Tepatkan benang silang diafragma pada target dengan memutar sekrup penggerak halus horisontal dan vertikal, lihat dan catat pada formulir ukuran bacaan sudut horisontalnya, ulangi pembacaan tersebut dan catat kembali hasilnya pada formulir ukur (pembacaan yang kedua setelah menggerakkan sekrup mikrometer), kemudian hitung harga rata-rata hasil bacaannya, misalkan diperoleh harga S1(B).